Deskripsi dan Sejarah
Pada kompleks makam ini, Makam Raja Haji terletak di dalam cungkup. Jirat Makam Raja Haji sudah ditinggikan dan diberi keramik. Adapun nisannya berbentuk silinder/gada dengan motif hias flora. Selain Makam Raja Haji, di dalam kompleks makam ini juga terdapat 18 makam lainnya, delapan diantaranya adalah makam anak-anak. Secara keseluruhan, kompleks makam ini dipagari dengan pagar tembok.
Pada pagar tembok ini terdapat panil yang diberi hiasan dengan motif flora.Pada samping kiri kompleks makam ini terdapat Makam Habib Syeikh bin Habib Alwi As-Segaf, seorang ulama yang berasal dari Hadramaut (Yaman) dan merupakan guru dari Raja Abdurrahman (YDMR VII).
Raja Haji Fi Sabilillah adalah Yang Dipertuan Muda IV RiauLingga. Beliau adalah putra Opu Daeng Celak dengan Tengku Puan Mandak binti Sultan Abdul Jalil yang memerintah pada tahun 1777 1784. Pada masa pemerintahan beliau sebagai Yang Dipertuan Muda dan Sultan Mahmud Riayat Syah (1761—1812) sebagai Yang Dipertuan Besar pecah perang antara Riau-Johor melawan Belanda.
Dalam Perang Riau I itu (1782—1784) Raja Haji ditunjuk sebagai pemimpin perang dari pihak Kerajaan Riau-Johor. Perang babak pertama terjadi di perairan Tanjungpinang. Selama enam bulan Riau diblokade oleh kekuatan perang Belanda, tetapi perang ini dimenangi oleh pihak Kerajaan Riau-Johor dengan mengusir armada perang Belanda balik ke Melaka. Dua minggu kemudian pasukan Riau-Johor di bawah pimpinan Raja Haji menyerang Melaka, yaitu salah satu pusat maritim Belanda di kawasan ini. Pada perang ini Raja Haji syahid Fisabilillah di medan perang pada 18 Juni 1784. Atas jasa-jasanya, beliau diangkat menjadi Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 11 Agustus 1997 dengan Surat Keputusan Presiden No. 072/TK/1997